Rabu, 25 Juli 2007

Bikin nata de coco gampang-gampang sulit

Proses pembuatan nata de coco, menurut pengusaha Kirmanto, sebenarnya tidak terlalu rumit dan tidak butuh teknologi tinggi. Cukup dengan menyiapkan nampan-nampan plastik sebagai media fermentasi. Air kelapa yang jadi bahan dasar pembuatan sari kelapa itu dimasukkan ke dalam panci kemudian direbus selama selih kurang 2 jam.
Selanjutnya, jelas Kirmanto, dalam setiap 100 lt air kelapa ditambahkan 300 gram gula putih, 300 gram zet A (sejenis bahan kimia berbentuk serbuk yang berperan dalam proses pembentukan lembaran-lembaran nata de coco) dan 1 sendok makan sitrun. Setelah mendidih, air kelapa dituangkan dalam nampan-nampan plastik, dan dibiarkan hingga dingin.Setelah dingin, dalam setiap nampan (ukuran 1 lt) ditambahkan sekitar 150 cc bibit nata dan ditutup rapat dengan kertas koran.
Lalu nampan-nampan tadi diikat dengan karet-karet pengikat untuk diproses fermentasi selama 7 hari. Setelah 6 sampai 7 hari, akan terlihat lembaran-lembaran putih dengan tinggi sekitar 1 cm hingga 1 1/2 cm. Lembaran putih itulah yang dikenal sebagai nata de coco.Khusus untuk bibit nata de coco, selain dapat dibeli di toko-toko kimia seharga Rp 15.000/botol ukuran 1 lt, juga dapat diproduksi sendiri.
Untuk pembuatannya, dari 25 lt air kelapa menghasilkan 60 botol bibit yang dapat digunakan untuk keperluan selama 6 bulan.Di pasaran, harga jual nata de coco rata-rata Rp 1.000 per lembar. ”Setiap lembar nata beratnya sekitar 1 kg,” kata Kirmanto. Berarti, jika berhasil membuat 1,2 ton nata/minggu maka akan menghasilkan Rp1,2 juta atau Rp 4,8 juta/bulan. Kirmanto menjelaskan, dia sudah tidak kesulitan memasarkan produk karena para pengecer akan datang ke rumah Kirmanto untuk membeli lembaran-lembaran nata tadi. Kemudian, mereka akan memotong-motong sendiri lembaran nata tersebut dengan ukuran 1 1/2 X 1 1/2 cm.
Potongan-potongan itulah yang kemudian dijual ke konsumen atau diolah kembali menjadi manisan, minuman ringan, campuran es teler atau dikemas dalam gelas plastik dan dijual Rp 500/gelas. Kirmanto sendiri mengaku, beberapa waktu lalu sempat mengusahakan nata olahan. Namun dengan semakin tingginya permintaan dia mengaku tidak memiliki waktu untuk mengolah nata tersebut. ”Sekarang saya lebih berkonsentrasi pada pembuatan nata saja.
Biar olahannya menjadi rezeki bagi pengecer,” ujarnya.Diakui Kirmanto, membuat nata de coco memang gampang-gampang sulit. Karena faktor tertentu, bisa saja proses fermentasi air kelapa itu gagal. Namun seiring makin seringnya mencoba membuat, kegagalan itu bisa dikurangi.Selain dari wilayah Kotagede, Kirmanto juga mengaku mendapatkan order dari Jakarta, Bogor dan Bekasi. ”Bulan lalu saya mendapat order 7 ton nata/minggu dari Bandung tetapi saya tidak menyanggupi sebab tidak ada modal dan tenaga kerja,” ujar Kirmanto lagi. Melihat keberhasilan Kirmanto itu, mengapa Anda tidak mulai membuka usaha, membuat nata de coco?

1 komentar:

Anto mengatakan...

Pak caranya buat bibit natade coco itu gimana ?